Senin, 05 Desember 2011

M-COMMERCE


PENDAHULUAN

M-Commerce (Mobile-Commerce) adalah sistem perdagangan elektronik (e-Commerce) dengan menggunakan peralatan portabel/mobile. Pada saat pengguna komputer berpindah dari satu tempat ke tempat lain (sewaktu berada dalam mobil, misalnya), pengguna komputer tersebut dapat melakukan transaksi jual beli produk di internet dengan menggunakan sistem m-commerce ini.  

PEMBAHASAN

M-Commerce lahir setelah e-commerce yang pada umumnya dilakukan melalui media internet. Kelahiran m-Commerce tersebut terutama dipicu oleh tingginya tingkat penetrasi handphone di seluruh dunia. Dibandingkan sistem e-commerce lainnya, kelebihan m-Commerce adalah sebagai berikut:
  • Ubiquity   : pengguna dapat mengakses dari mana saja dan kapan saja.
  • Security    : pada umumnya handset dilengkapi dengan smart card reader dansmart caranya itu sendiri.  Sehingga dapat digunakan sebagai secret authentication key.
  • Localization  : memungkinkan diterapkannya location based services.
  • Convenience : ukuran dan berat dari handset membuat pengguna nyaman dalam bertransaksi.
  • Personalization: handphone merupakan perangkat yang bersifat personal, sehingga memungkinkan untuk menawarkan layanan / produk yang bersifat personal.
Namun demikian, diantara beberapa kelebihan seperti yang telah disebutkan di atas, m-Commerce juga memiliki beberapa kekurangan:
  • Keterbatasan perangkat.
  • Tingkat keberagaman perangkat, jaringan dan operating sistem yang sangat tinggi, membutuhkan standardisasi platform antar vendor. Antara lain telah diatasi oleh J2ME(Java 2 Micro Editian)
  • Tingginya tingkat kehilangan / pencurian handphone.
  • Bertambahnya tingkat kerawanan terhadap security ketika data ditransfer melalui air interface

Sistem m-Commerce
Terdapat sejumlah besar payment sistem untuk e-commerce dan m-commerce. Beragamnya sistem tersebut disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut:

1.Waktu Pembayaran
Perbedaan yang terletak pada waktu pembayaran yang dilakukan oleh pengguna relatif terhadap waktur transaksi, yaitu apakah dilakukan pada saat transaksi, sebelum transaksi dilakukan atau setelah transaksi dilakukan.

2.Jumlah Pembayaran
Pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua, yaitu transaksi dengan jumlah pembayaran besar, dan kecil. Terdapat perbedaan yang signifikan antara transaksi besar dan kecil. Pada transaksi dengan nilai yang besar, perlu dilakukan authentikasi melalui institusi finansial yang terpercaya. Sedangkan untuk transaksi kecil, authentikasi cukup hanya dilakukan pada level jaringan operator, antara lain melalui SIM Card.

3.Isu Anonim
Anonim berarti indentitas pengguna / pelanggan tidak dapat diketahui oleh merchant. Terdapat sistem yang sepenuhnya anonym, anonym parsial atau bahkan tidak anonym. Masing-masing sifat tersebut dibutuhkan untuk transaksi yang berbeda-beda.

4.Validasi yang dilakukan secara online atau offline
Selain keempat isu utama tersebut, beragamnya sistem e-commerce dan m-commerce juga dipengaruhi oleh isu lainnya:
  • Biaya instalasi yang timbul di sisi customer dan merchant.
  • Performansi (respon time).
  • Biaya per transaksi.
  • Terjaminnya ACID (Atomicity, Consistency, Isolation, Durability).
  • Sistem yang berjalan di tingkat nasional atau internasional.

Pada transaksi m-Commerce, tahap-tahap transaksi pada dasarnya adalah mirip dengan yang terjadi pada transaksi konvensional. Hanya saja pada kasus remote payment, pengiriman detail informasi transaksi dilakukan melalui jaringan seluler. Sehingga keamanan jaringan seluler juga menjadi perhatian khusus. Selain itu, proses pengiriman informasi transaksi juga melibatkan protocol browser, yang berupa WAP (Wireless Application Protocol), atau protocol sistem messaging seperti SMS (Short Message  Service) dan USSD (Unstructured Supplementary Service Data). Keamanan dari setiap service tersebut juga harus diperhatikan untuk dapat mendukung sistem m-commerce yang aman. Selain transaksi yang bersifat remote, m-Commerce juga dapat dilakukan untuk transaksi lokal, yang pada umumnya menggunakan koneksi Bluetooth, infrared atau RFID. ecara umum, tahapan proses pada m-commerce dapat dibedakan menjadi 4 tahap sebagai berikut:

1.Set-up dan Konfigurasi
Proses ini termasuk instalasi aplikasi khusus pada handset yang akan digunakan pada m-commerce. Selain itu, untuk beberapa sistem m-commerce proses ini juga melibatkan proses pembelian atau penambahan nilai uang pada aplikasi tersebut.

2.Inisiasi Pembayaran
Pada tahap ini informasi pembayaran dikirimkan melalui jaringan seluler atau protokol wireless lainya kepada merchant.

3.Authentikasi
Tahap ini merupakan tahap yang paling penting pada transaksi. Pada tahap ini diperiksa apakah pengguna memang berhak melakukan transaksi, serta memenuhi persyaratan finansial tertentu. Pada sebagian sistem pembayaran, proses ini melibatkan authentikasi berdasarkan SIM Card.

4.Penyelesaian Pembayaran
Proses ini dilakukan ketika pengguna telah berhasil di-authentikasi, demikian juga transaksi itu sendiri telah berhasil di-authentikasi. Analoginya pada proses transaksi konvensional adalah dengan dicetaknya bukti pembayaran.

Security
Pihak-pihak yang terkait dalam transaksi mobile payment adalah pengguna (pembeli), operator jaringan, institusi financial dan merchant (penyedia produk / jasa yang akan dibeli pengguna). Seluruh pihak tersebut memiliki kebutuhan akan jaminan security sebagai berikut:
  • Pengguna, menuntut dijaminnya security pada account-nya, dan juga privacy, sehingga pihak lainnya sedapat mungkin tidak mengetahui identitas pribadi pengguna.
  • Operator jaringan seluler, merupakan fasilitator dari m-commerce, memiliki perhatian khusus dalam menyampaikan informasi transaksi secara aman melalui jaringannya.
  • Institusi financial, memiliki perhatian khusus pada integritas dari system pembayaran, sehingga dapat mengurangi resiko terjadinya fraud atau bad-debt.
  • Merchant, menuntut agar proses pembayaran menjadi mudah disisi pengguna, sehingga akan membangkitkan transaksi. Selain itu merchant juga menuntut agar pembayaran dari institusi financial dapat berlangsung dengan sempurna.

Security memegang peranan penting dalam m-commerce. Karena hanya dengan jaminan security m-commerce dapat dijamin cost effective sehingga layak untuk diselenggarakan. Elemen-elemen security yang perlu diperhatikan dalam m-commerce adalah sebagai berikut:
  • Authentikasi, yang memungkinkan pihak fasilitator pembayaran (antara lain institusi keuangan) untuk memastikan bahwa pihak yang menggunakan sitem pembayaran adalah pihak yang berhak.
  • Confidentiality, yang memastikan bahwa pihak lain yang tidak berhak tidak dapat mengakses data pembayaran.
  • Data Integrity, yang memastikan bahwa data pembayaran tidak berubah setelah pengguna menyetujui seluruh detail transaksi.
  • Non-repudiation, yang mengikat seluruh pihak yang terlibat sehingga tidak dapat menyangkal seluruh proses yang telah dilakukannya.

Transaksi m-commerce pada umumnya berlangsung melalui media transport yang disediakan oleh jaringan seluler. Namun demikian, terdapat beberapa keterbatasan yang diakibatkan oleh:
  • Koneksi yang bersifat dinamik, melalui beberapa jaringan akses yang terkadang tidak aman atau tidak dapat dipercaya.
  • Keterbatasan yang ditimbulkan oleh protokol komunikasi, antara lain bandwidth dan latency.
  • Keterbatasan perangkat, antara lain daya dan kinerjanya.
  • Belum matangnya teknologi client.

Model bisnis E-Commers
  1. Layanan Keuangan
·         Perbankan
·         Wireless Payment
·         Micropayment
·          Wireless Wallet
·          Bill Payment Service
·         Money Transfer

  1. Belanja
·      Anywhere wireless

  1. Iklan

  1. Mobile Portal
·                        Berita
·                        Olahraga
·                        E-mail
·                        Informasi Perjalanan

  1. Mobile B2B
·      Pemesanan jasa secara mobile
·      Mengecek ketersediaan barang
·       Melakukan pemesanan produk tertentu
·      Melayani keamanan akses
·      Mengurangi kesalahan petugas

  1. Mobile B2C
·      Transaksi antara organisasi bisnis dengan pelanggan
·      Personalisasi notifikasi barang dagangan
·       Mobile games
·       Pelayanan hotel

Aplikasi dalam Layanan Finansial


Mobile banking
Di banyak negara, bank sudah memberikan layanan akses mobile. Berbagai aplikasi seperti transfer uang, mengecek saldo dapat dilakukan

Sistem Pembayaran Elektronik Nirkabel
Dengan sistem ini, ponsel bisa menjadi alat pembayaran yang aman, dan menjadi alat pembayaran yang sah di jaringan sellular. Misalnya, di italy ada sistem pembayaran parkir dengan menggunakan ponsel. Di Jepang dan di indonesia juga sudah ada pembelian tiket bioskop melalui ponsel

Micropayment
Hampir sama dengan sistem pembayaran elektronik nirkabel di atas, Micropayment juga memfungsikan ponsel menjadi alat pembayaran. Namun aplikasinya dilakukan hanya pembayaran yang sifatnya kecil (biasanya kurang dari 10 dolar)

Dompet Nirkabel (m-wallets)
Adalah teknologi yang memungkinkan pemegang kartu untuk melakukan pembelian dengan hanya memencet satu tombol di perangkat nirkabel mereka. Salah satu contohnya adalah Nokia wallet. Aplikasi ini menyimpan data seperti kode kartu kredit, dan bisa mengesahkan pembelian secara digital. Microsoft juga memiliki m-wallet yang dikenal dengan “Microsoft Password” untuk digunakan di lingkungan nirkabel.

Wireless Bill Payments
Beberapa perusahaan kini menyediakan layanan pembayaran tagihan via ponsel. Ada sistem yang disebut dengan smartpay system. Sistem ini membantu pembayaran hanya dengan memasukan kode rahasia untuk mengesahkan pembayaran dari bank.
KESIMPULAN

M-Commerce (Mobile-Commerce) adalah sistem perdagangan elektronik (e-Commerce) dengan menggunakan peralatan portabel/mobile. M-commerce memiliki kelebihan namun disamping itu juga memiliki kekurangan, salah satunya layanan dasar dari jaringan GSM / GPRS yang saat ini dioperasikan di Indonesia tidak cukup aman untuk digunakan sebagai media transaksi. Sehingga untuk memberikan layanan m-Commerce yang aman perlu melibatkan layanan tambahan yang dapat didukung oleh GSM / GPRS, seperti aplikasi SIM Tool Kit atau aplikasi J2ME.

DAFTAR PUSTAKA



Senin, 28 November 2011

FLOWCHART & PROGRAM FILE DATA SEKUENSIAL





















PROGRAM FILE DATA SEKUENSIAL


10    CLS
20    A$ = "Y": B$ = "T": I = O
30    OPEN "O", #1, "C:SISWA.DAT", 28
40    DO WHILE A$ = "y" OR A$ = "Y"
50    I = I + 1: B$ = "T": CLS
60    LOCATE 3, 10: PRINT "MASUKAN DATA"
70    LOCATE 4, 10: PRINT "----------------"
80    LOCATE 6, 5: PRINT "DATA KE:", I
90    WHILE B$ = "T" OR B$ = "t"
100  LOCATE 7, 5: INPUT "NPM:", NPMI$
110  LOCATE 8, 5: INPUT "NAMA:", NMI$
120  LOCATE 9, 5: INPUT "KELAS:", KLS$
125  LOCATE 10, 5: INPUT "ALAMT:", ALM$
130  LOCATE 11, 5: INPUT "DATA SUDAH BENAR[Y/T]?:"; B$
140  WEND
150  WRITE #1, NPM$(I), NM$(I), KLS$(I)
160  LOCATE 13, 5: INPUT "MASIH ADA DATA LAGI[Y/T]:", A$
170  LOOP
180  CLOSE #1
190  FORMAT$ = "|##|########|#########################|#####|"
200  JDL$ = "|NO|   NPM  |          NAMA           |KELAS|        |ALAMAT|"
210  I = 1: GRS$ = STRING$(45, "~"): HAL = 1
220  OPEN "I", #1, "C:SISWA.DAT"
230  CLS : NO = 1
240  PRINT TAB(10); "DAFTAR MAHASISWA"
250  PRINT TAB(10); "******************"; TAB(10); "HALAMAN:"; HAL
260  PRINT GRS$: PRINT JDL$: PRINT GRS$
270  WHILE NOT EOF(1)
280  INPUT #1, NPM$(I), NM$(I), KLS$(I), ALAMAT$(I)
290  PRINT USING FORMAT$; NO(I); NPM$(I); NM$(I); KLS$(I); I = I + 1; ALAMAT(I)
300  IF NO = 5 THEN PRINT GRS$: STOP: PRINT "TEKAN ENTER UNTUK LANJUT"
310  HAL = HAL + 1: GOTO 230
320  NO = NO + 1
330  WEND
340  PRINT GRS$: CLOSE #1: END
350  END

MANAJEMEN SUMBER INFORMASI (IRM)


PENDAHULUAN

Peningkatan pemahaman komputer oleh pemakai mudahnya pemakai memperoleh hardware dan software memberikan kesadaran terhadap perusahaan bahwa memang dibutuhkan sistem komputerisasi. Perencanaan formal untuk manajemen informasi ini disebut Information Reseurces management (IRM) atau manajemen sumber informasi.
IRM adalah konsep manajemen sumber informasi yang mengenal informasi sebagai sumber organisasional utama yang harus dikelola dengan tingkat kepentingan yang sama seperti sumber organisasional dominan lain seperti orang, keuangan, peralatan & manajemen.

  •  Informasi merupakan salah sau sumber utama dari perusahaan & dapat dikelola seperti halnya sumber lain.   
  • IRM (Information Resource Management) merupakan metodologi siklus hidup yang digunakan untuk menciptakan sistem yang berkualitas.

PEMBAHASAN

Berbagai Pandangan Tentang IRM
            Informasi merupakan salah satu sumber utama dari perusahaan & dapat dikelola seperti halnya sumber lain.IRM (Information Resource Management) merupakan metodologi siklus hidup yang digunakan untuk menciptakan sistem yang menghasilkan informasi yang berkualitas. IRM adalah konsep manajemen sumber informasi yang mengenal informasi sebagai sumber organisasional utama yang harus dikelola dengan tingkat kepentingan yang sama seperti sumber organisasional dominan lain seperti orang, keuangan, peralatan &manajemen.

Informasi Sebagai Sumber Strategis
            Informasi merupakan salah satu sumber yang dapat menghasilkan keuntungan kompetitif. Caranya : Dengan memfokuskan pada pelanggan & membangun sistem informasi yang bisa meningkatkan arus informasi antara perusahaan dan elemen lingkungannya.Arus Informasi antara perusahaan dan pelanggan :
1) Informasi yang menerangkan kebutuhan produk
2) Informasi yang menerangkan penggunaan produk
3) Informasi yang menerangkan kepuasan produk

Perencanaan Strategis Untuk Sumber-Sumber Informasi
            Jika informasi akan digunakan sebagai sumber untuk mendapatkan keuntungan kompetitif maka penggunaannya harus direncanakan. Lebih dari itu perencanaan tersebut harus dilakukan oleh eksekutif perusahaan dan harus bersifat jangka panjang. Aktifitas perencanaan yang menidentifikasikan sumner-sumber informasi yang akan yang akan diperlukan pada masa yang akan dating dan cara penggunaannya dinamakan SPIR (Strategic Planning for Information Resources). Gagasan utama yang mendasari SPIR ini adalah adanya hubungan antara tujuan perusahaan secara keseluruhan dengan rencananya untuk sumber-sumber informasinya. Sumber-sumber informasi harus digunakan untuk mendukung pencapaian tujuan perusahaan.  Berdasarkan survey selama tahun delapan puluhan mengungkapkan bahwa SPIR adalah hal yang paling penting kaitannya dengan penggunaan computer dalam bisnis. Namun demikian manajemen belum menyadari akan pentingnya SPIR ini. Kesadaran tersebut berkembang secaara bertahap. William R.King professor pada University of Pittsburgh menetapkan tiga tahapan ini yaitu pra-perencanaan IS strategis, era SPIR awal dan era SPIR modern

 Manajemen dan Strategi End User Computing
            Tugas perusahan adalah untuk menetapkan kebijaksanaan End User Computing yang memberikan fleksibitas kepada pemakai untuk melakukan inovasi dalam pengunaan computer.namun juga harus menentapkan kotrol untuk memastikan bahwa penggunaan tersebut mendukung tujuan perusahaan.
Jenis end user:
·         End user non programan
·         User tingkat perintah
·         Programmer end user
·         Personel pendukung fungsional
·         Personel pendukung komputerisasi end user
·         Programmer DP
Suatu strategi yang telah terkenal adalah penetapan atau pembangunan pusat informasi. Ini merupakan pemecahan yang dapat diimplementasikan dengan cepat,namun hal ini harus diikuti oleh perubahan-perubahan yang mendasar dari sifat-sifat yang telah permanen. Suatu contoh perubahan yang mendasar ini adalah bahwa pelayanan informasi melepaskan tugas sebagai sumber pemrosesan dan ia diberi tugas khusus untuk mengontrol jaringan.

KESIMPULAN

Kita bisa melihat bahwa perencanaan informasi semakin menjadi kepentingan yang strategis. Rencana pertamanya dikembangkan atau dibuat dalam bagian pelayanan informasi, yang secara tak langsung usaha ini mendukung perusahaan dalam mencapai misinya. Bilapendekatan ini atau cara ini menghasilkan system yang terpisah, maka perusahaan harus menjalankan rencana induk untuk membuat integrasi. Usaha pertama yang mendasarkan rencana informasi pada tujuan perusahaan ini menghasilkan berbagai macam pendekatan –BSP IBM, CSF, transformasi susunan strategi, dan siklus hidup yang diperluas. Perencanaan strategi untuk sumber informasi era modern didasarkan pada hubungan sirkulasi antara perencanaan perusahaan dan perencanaan informasi masing-masing saling mempengaruhi.

DAFTAR PUSTAKA

Rabu, 09 November 2011

PROGRAM SORTING DATA

Sorting data yaitu suatu cara dimana kita ingin mengurutkan sebuah data sesuai keinginan kita. Dalam bahasa pascal ada banyak macam cara untuk mensortir data yaitu quick sort,bubble sort,selection sort, dan sebagainya. Dalam hal ini kelompok kami membuat sebuah program sortir data mahasiswa berdasarkan nama dan kelas dengan metode Quick Sort. Berikut adalah programnya :

(ketiklah program berikut ke dalam pascal)


program kelompok__2db01;
uses crt;
label awal;
var
oke:char;
type
tipelarik=string[25];
larikurut=array[1..100] of

tipelarik;



procedure masukkan;
label akhir;
const b='            ';
type mhs= record
npm:string[8];kelas:string

[5];nm:string[12];
end;
var vfilemhs:file of mhs;
recmhs:mhs; i:integer; oke:char;
begin
clrscr;
assign(vfilemhs,'kelompok.TXT');
{$i-}reset(vfilemhs);{$i+}

if ioresult <> 0 then rewrite

(vfilemhs);
i:=filesize(vfilemhs);
with recmhs do
begin
write('npm :');readln(npm);
while (npm <>'') and (length

(npm)=8)do
begin
write ('kelas :');readln(kelas);
if length(kelas)<5 then
goto akhir;
write('nama :');readln(nm);
 if length(nm) <12 then
nm:=concat(nm,b);

repeat
write('save file ...

y/n?');readln(oke);
until oke in ['Y','y','n','N'];
if oke in ['y','Y'] then
 begin
seek(vfilemhs,i);write

(vfilemhs,recmhs);inc(i);
end;
akhir
:writeln;
write('npm:');readln(npm);

end;
writeln('data yang anda masukin

salah');
end;
close(vfilemhs);readln;
end;


procedure quicksort(var

x:larikurut;  bawah,atas:word);
var i,j:word;
sementara:tipelarik;
begin
while atas>bawah do
begin
i:=bawah;
j:=atas;
sementara:=x[bawah];
while i<j do
begin
   WHILE x[J]>sementara

Do
             J:=J-1;
    x[i]:=x[j];
             while(i<j) and (x

[i]<=sementara) do
             i:=i+1;
    x[j]:=x[i];
    end;
    x[i]:=sementara;
        quicksort(x,bawah,i-1);
        bawah:=i+1;
        end;
        end;


PROCEDURE GARIS;
BEGIN
 writeln

('-------------------------------

---------');
END;
procedure kelompok;
begin
clrscr;
GOTOXY(28,4);
GARIS;
GOTOXY(27,5);WRITE('|');  GOTOXY

(68,5);WRITE('|');
GOTOXY(27,6);WRITE('|');  GOTOXY

(68,6);WRITE('|');
gotoxy(35,6);writeln('<<<KELOMPOK

 PEMROGRAMAN >>>'); GOTOXY

(68,7);WRITE('|');
GOTOXY(27,7);WRITE('|'); GOTOXY

(68,7);WRITE('|');
GOTOXY(47,7);WRITELN

('2DB01');GOTOXY(68,8);WRITE

('|');
GOTOXY(27,8);WRITE('|');GOTOXY

(68,9);WRITE('|');
GOTOXY(27,9);WRITE('|'); GOTOXY

(68,10);WRITE('|');
GOTOXY(28,9);GARIS;
GOTOXY(27,10);WRITE('|');
gotoxy(29,10);WRITELN('1.

ASTRI');
GOTOXY(27,11);WRITE('|'); GOTOXY

(68,11);WRITE('|');
gotoxy(29,11);WRITELN('2. DWI');
GOTOXY(27,12);WRITE('|');GOTOXY

(68,12);WRITE('|');
gotoxy(29,12);WRITELN('3. IMAM');
GOTOXY(27,13);WRITE('|');GOTOXY

(68,13);WRITE('|');
gotoxy(29,13);WRITELN('4. MAYA');
GOTOXY(27,14);WRITE('|');GOTOXY

(68,14);WRITE('|');
gotoxy(29,14);WRITELN('5. MILA');
GOTOXY(28,15);
GARIS;

END;
procedure tampilan(var x:char);
type
mhs=record
npm:string[8];
kelas:string[5];
nm:string[12];

end;label awal,akhir,empat;
var
gabung,gabung1,name,npms,class:la

rikurut;
vfilemhs: file of mhs;
recmhs:mhs;
i,J:integer;temp:STRING[5];
COBA:CHAR;
begin
awal:
clrscr;
assign(vfilemhs,'kelompok.txt');
reset(vfilemhs);
for i:= 1 to filesize(vfilemhs)

do
begin
seek(vfilemhs,i-1);
read(vfilemhs,recmhs);
name[i]:=recmhs.nm;
class[i]:=recmhs.kelas;
npms[i]:=recmhs.npm;
gabung[i]:=concat(name[i],npms

[i],class[i]);
gabung1[i]:=concat(class[i],name

[i],npms[i]);

end;
J:=2;
if x='2' then
quicksort(gabung,1,filesize

(vfilemhs));
if x='3' then
quicksort(gabung1,1,filesize

(vfilemhs));
if x='4' then
begin
              quicksort

(gabung1,1,filesize(vfilemhs));
              write('kelas

:');readln(temp);
              IF LENGTH(TEMP)<>5

THEN
              BEGIN
              clrscr; gotoxy

(28,10);repeat writeln('SEARCH

KELAS TIDAH DI TEMUKAN <ULANGI

(y/n)!!>');readln(coba);
              until COBA in

['Y','y','n','N'];
              if COBA in

['y','Y'] then
              goto AWAL else goto

akhir;
              end;

              clrscr;
             gotoxy

(30,2);writeln('KELAS :',temp);
             gotoxy

(29,3);writeln('DAFTAR

MAHASISWA');
             goto empat;
             end;



clrscr;
empat:
GOTOXY (23,4);
GARIS;
GOTOXY (23,6);
writeln('|no  npm        kelas  

nama        |');
GOTOXY (23,8);
GARIS;
writeln;

for i:=1 to filesize(vfilemhs)

do
begin
if (name[i]<>'') then  begin
if x='1' then  BEGIN
GOTOXY (23,I+9);writeln

('|',i:2,'| ',copy(gabung

[i],13,8),'   ',copy(gabung

[i],21,5) ,'    ',copy(gabung

[i],0,12),'|'); END;
if x='2' then  BEGIN
GOTOXY (23,I+9);writeln

('|',i:2,'| ',copy(gabung

[i],13,8),'   ',copy(gabung

[i],21,5) ,'    ',copy(gabung

[i],0,12));   END;
if x='3' then  BEGIN
GOTOXY (23,I+9);writeln

('|',i:2,'| ',copy(gabung1

[i],18,8),'   ',copy(gabung1

[i],0, 5) ,'    ',copy(gabung1

[i],6,12));END;
if (x='4') and (copy(gabung1

[i],1,5)=temp) then  BEGIN
GOTOXY (23,I+9);writeln

('|',i:2,'| ',copy(gabung1

[i],18,8),'   ',copy(gabung1

[i],0, 5) ,'    ',copy(gabung1

[i],6,12));END;

end;
J:=I+10;
end;
GOTOXY(23,J);GARIS;
akhir:
end;

var
m:char;
begin

awal:
clrscr;
GOTOXY (28,3);WRITELN('<<< MENU

FILE >>>');
GOTOXY (28,5);writeln('1 INPUT

DATA');

GOTOXY (28,6);writeln('2 DATA

ACAK');
GOTOXY (28,7);writeln('3 SORTIR

NAMA');
GOTOXY (28,8);writeln('4 SORTIR

KELAS');
GOTOXY (28,9);writeln('5

MENAMPILKAN KELAS');
GOTOXY(28,10);WRITELN('6

SELESAI');

GOTOXY (28,12);write('PILIHAN

?');readln(oke);
IF NOT (OKE IN ['1'..'6']) THEN
BEGIN
WRITELN(CHAR(7));
GOTOXY (28,13);WRITELN('PILIHAN

SALAH !!!');
READLN;
GOTO awal;
END;
case oke of
'1':begin masukkan;goto awal;

end;
'2':BEGIN m:='1';tampilan

(m);readln;goto awal; end;
'3':begin m:='2';tampilan

(m);readln;goto awal; end;
'4':begin m:='3';tampilan

(m);readln;goto awal; end;
'5':begin m:='4' ;tampilan(m);

readln;goto awal; end;
'6':begin kelompok; end;
end;
readln;
end.


Tampilan pada pascal :



setelah program diketik, kemudian RUN dengan menekan CTRL+F9, maka akan tampil seperti berikut :
kemudian dalam tampilan tersebut (MENU FILE), pada pilihan ketik angka 1.artinya kita akan memilih menu INPUT DATA. Kemudian tekan ENTER, maka kita akan diperintahkan untuk menginput data. Data yang saya input sebagai berikut :





setiap data yang kita input akan disimpan (save) apabila kita pilih Y. Setelah menginput, kembali ke menu awal dengan menekan ENTER. Maka akan kembali ke menu utama. Kemudian pilih menu no 2 untuk data acak.




tampilannya sebagai berikut :


Untuk menginput data lagi, kita cukup kembali ke menu utama dan pilih menu no 1 yaitu menu INPUT DATA. Kemudian kita tinggal input data kembali sebagai contoh saya menginput data sebagai berikut :



otomatis data akan bertambah apabila kita save data yang baru saja kita input tadi. Sehingga ketika kita kembali ke menu utama dan memilih menu DATA ACAK, data mengalami penambahan.




selanjutnya kembali ke menu utama lagi, pilih menu no 3 SORTIR NAMA. Maka data akan tersortir berdasarkan nama.






selanjutnya kembali ke menu utama lagi, pilih menu no 4 SORTIR KELAS. Maka data akan tersortir berdasarkan kelas.





selanjutnya kembali ke menu utama lagi, pilih menu no 5 MENAMPILKAN KELAS. Input kelas yang ingin kita lihat datanya. Maka data di kelas yang kita input tadi akan muncul. Disini saya ambil contoh kelas 2db01








untuk mengakhiri program, kembali ke menu utama pilih menu no 6 yaitu SELESAI. Maka akan muncul nama-nama kelompok kami yang membuat program ini.





Kamis, 03 November 2011

SIKLUS HIDUP SISTEM


PENDAHULUAN

Siklus hidup sistem (system life cycle – SLC) adalah proses evolusioner yang diikuti dalam menerapkan sistem atau subsistem informasi berbasis komputer. SLC sering disebut dengan pendekatan air terjun (waterfall approach) bagi pengembangan dan penggunaan sistem. Dilakukan dengan strategi Top-Down Design.
            Tahapan dari siklus hidup sistem yaitu :
1.      Tahap Perencanaan
2.      Tahap Analisis
3.      Tahap Rancangan
4.      Tahap Penerapan
5.      Tahap Penggunaan
Empat tahap pertama dinamakan dengan siklus hidup pengembangan sistem (system development life cycle – SDLC).


PEMBAHASAN

Siklus hidup sistem yang pertama dikelola oleh manajet unit jasa informasi, dibantu oleh manajer dari analisis sistem, pemrograman dan operasi. Namun kecenderungan saat ini, meletakkan tanggung jawab pada tingkat yang lebih tinggi dan lebih rendah. Ada tiga tingkatan besar (hirarki) dari manajemen siklus hidup sistem, yaitu :
A.                 Tanggung Jawab Eksekutif
Ketika sistem memiliki nilai strategis atau mempengaruhi seluruh organisasi, direktur utama atau komite eksekutif mungkin memutuskan untuk mengawasi proyek pengembangannya. Ketika lingkup sistem menyempit dan folusnya lebih operasional kemungkinan besar kepemimpinan akan dipegang oleh eksekutif tingkat yang lebih rendah, seperti wakil direktur utama, direktur bagian administrasi, dan CIO.

B.                  Komite Pengarah SIM (steering committee MIS – SC MIS)
Banyak perusahaan membuat suatu komite khusus, di bawah tingkat komite eksekutif, yang bertanggung jawab atas pengawasan seluruh proyek sistem. Jika tujuan komiter tersebut adalah memberikan petunjuk, pengarahan dan pengendalian yang berkesinambungan, dalam rangka penggunaan sumber daya komputer perusahaan maka komite tersebut dinamakan Komite Pengarah SIM.

Komite Pengarah SIM melaksanakan tiga fungsi utama, yaitu :
a.      menetapkan kebijakan
b.      menjadi pengendali keuangan
c.       menyelasaikan pertentangan

Keuntungan yang dicapai :
·               semakin besar kemungkinan komputer akan digunakan untuk mendukung pemakai di seluruh perusahaan.
·               Semakin besar kemungkinan proyek-proyek komputer akan mempunyai perencanaan dan pengendalian yang baik.

C.            Kepemimpinan Proyek
Komite pengarah SIM yang terlibat langsung dengan rincian pekerjaan, tanggung jawabnya ada pada Tim Proyek. Tim proyek mencakup semua orang yang ikut serta dalam pengembangan sistem berbasis komputer. Kegiatan tim tersebut diarahkan oleh seorang Pemimpin Proyek yang memberikan pengarahan selama proyek berlangsung. Tidak seperti komite pengarah SIM, tim proyek tidak berkelanjutan dan biasanya dibubarkan ketika penerapan sistem telah selesai.

 

TAHAP PERENCANAAN

Keuntungan dari merencanakan proyek CBIS, yaitu :
·               Menentukan lingkup dari proyek
Unit organisasi, kegiatan atau sistem manakah yang terlibat dan mana yang tidak ? Hal tersebut akan memberikan perkiraan awal dari skala sumber daya yang diperlukan.
·               Mengenali berbagai area permasalahan potensial
Akan menunjukkan hal-hal yang mungkin tidak berjalan dengan semestinya, sehingga hal tersebut dapat dicegah.
·               Mengatur urutan tugas
Banyak tugas-tugas terpisah yang diperlukan untuk mencapai sistem. Tugas tersebut diatur dalam urutan logis berdasarkan prioritas informasi dan kebutuhan agar efisien.
·               Memberikan dasar untuk pengendalian
Tingkat kinerja metode pengukuran tertentuharus dispesifikasikan sejak awal.

Langkah-langkahnya
1.            Menyadari masalah
Kebutuhan akan proyek CBIS biasanya dirasakan oleh manajer perusahaan, non manajer, dan elemen-elemen dalam lingkungan perusahaan.
2.            Mendefinisikan masalah
Setelah manajer menyadari adanya masalah, ia harus memahaminya dengan baik agar dapat mengatasi permasalah tersebut. Ia melakukan identifikasi dimana letak permasalahannya, penyebabnya dan berusahan mengumpulkan semua informasi. Jika perusahaan mempunyai kebijakan untuk mendukung end user computing, dan manajer ingin memakai pendekatan tersebut untuk pengembangan sistem, maka ia bertanggung jawab untuk membuat definisi. Selain itu, manajer memerlukan bantuan analis sistem yang saling bekerja sama dengan manajer.
3.            Menentukan tujuan sistem
Manajer dan analis sistem mengembangkan suatu daftar tujuan sistem yang harus dipenuhi oleh sistem untuk memuaskan pemakai. Sehingga tujuan hanya dinyatakan secara umum, yang nantinya akan dibuat lebih spesifik.
4.            Mengidentifikasi kendala sistem
Sistem baru dalam pengoperasiannya tidak bebas dari kendala. Beberapa kendala mungkin ditimbulkan oleh lingkungan, seperti laporan pajak yang diminta oleh pemerintah dan informasi pembayaran yang dibutuhkan oleh konsumen. Kendala lainnya, seprti keharusan menggunakan perangkat keras yang telah ada atau menyiapkan dan menjalankan sistem pada tanggal tertentu. Kendala-kendala tersebut penting untuk diidentifikasi sebelum sistem benar-benar mulai dikerjakan. Dengan demikian, baik rancangan sistem maupun kegiatan proyek akan berada di antara kendala-kendala tersebut.
5.            Membuat studi kelayakan
Studi kelayakan adalah suatu tinjauan seklias pada faktor-faktor utama yang akan mempengaruhi kemampuan sistem untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Ada enam dimensi kelayakan, yaitu :
a.      Teknis; tersediakan hardware dan software untuk melaksanakan pemrosesan yang diperlukan ?
b.      Pengembalian ekonomis; dapatkah sistem yang diajukan dinilai secara keuangan dengan membandingkan kegunaan dan biayanya ?
c.       Pengembalian non ekonomis; dapatkah sistem yang diajukan dinilai berdasarkan keuntungan-keuntungan yang tidak dapat diukur dengan uang?
d.      Hukum dan etika; akankah sistem yang diajukan beroperasi dalam batasan hokum dan etika ?
e.      Operasional; apakah rancangan sistem akan didukung oleh orang-orang yang akan menggunakannya ?
f.        Jadual; mungkinkah penerapan sistem dalam kendala waktu yang ditetapkan ?
Analis sistem mengumpulkan informasi yang diperlukan untuk menyawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan mewawancarai beberapa pegawai penting dalam area pemakai.
6.            Menyiapkan usulan penelitian sistem
Jika suatu sistem dan proyek tampak layak, diperlukan penelitian sistem secara menyeluruh. Penelitian sistem (sistem study) akan memberikan dasar yang terinci bagi rancangan sistem baru mengenai apa yang harus dilakukan sistem itu dan bagaimana sistem tersebut melakukannya. Analis akan menyiapkan usulan penelitian sistem yang memberi dasar bagi manajer untuk menentukan perlu tidaknya pengeluaran untuk analisi. Hal penting yang harus diingat tentang usulan tersebut adalah bahwa sebagian besar isinya didasarkan pada perkiraan (perkiraan merupakan informasi terbaik yang tersedia) dan perkiraan jauh lebih baik daripada tanpa informasi sama sekali. Selebihnya akan dipelajari ketika siklus hidup mulai berjalan.
7.            Menyetujui atau menolak proyek penelitian
Manajer dan komite pengarah menimbang pro dan kontra proyek dan rancangan sistem yang diusulkan, serta menentukan apakah perlu diteruskan à keputusan teruskan / hentikan. Pertimbangan penting yang perlu dilakukan yaitu :
a.      Akankah sistem yang diusulkan dapat mencapai tujuannya ?
b.      Apakah penelitian proyek yang diusulkan merupakan cara terbaik untuk melakukan analisis sistem ?
Jika keputusannya adalah teruskan maka proyek akan berlanjut ke tahap penelitian (analisis). Namun, jika keputusannya hentikan maka semua pihak mengalihkan perhatiannya ke masalah-masalah lain.
8.            Menetapkan mekanisme pengendalian
Sebelum penelitian sistem dimulai, SC MIS menetapkan pengendalian proyek dengan menentukan apa yang harus dikerjakan, siapa yang melakukannya, dan kapan akan dilaksanakan. Setelah jadual ditetapkan, jadual tersebut harus didokumentasikan dalam bentuk yang memudahkan pengendalian. (misalkan gunakan Microsoft Project).

TAHAP ANALISIS

Ketika perencanaan selesai dan mekanisme pengendalian telah berjalan, tim proyek beralih pada analisis sistem yang telah ada. Analisis sistem adalah penelitian atas sistem yang telah ada dengan tujuan untuk merancang sistem baru atau diperbarui.
Adapun tahapannya yaitu :
1.            Mengumumkan Penelitian Sistem
Manajer khawatir terhadap penerapan aplikasi komputer baru yang mempengaruhi kerja para pegawainya. Sehingga perlu dikomunikasikan kepada para pegawai tentang :
a.      alasan perusahaan melaksanakan proyek
b.      bagaimana sistem baru akan menguntungkan perusahaan dan pegawai.
2.            Mengorganisasikan Tim Proyek
Tim proyek yang akan melakukan penelitian sistem dikumpulkan. Agar proyek berhasil, pemakai sangat perlu berperan aktif daripada berperan pasif. Banyak perusahaan mempunyai kebijakan menjadikan pemakai sebagai pemimpin proyek dan bukannya spesialis informasi.
3.            Mendefinisikan Kebutuhan Informasi
Analis mempelajari kebutuhan informasi pemakai dengan terlibat dalam berbagai kegiatan pengumpulan informasi (wawancara, pemgamatan, pencarian catatan, dan survei). Dari semua metode tersebut, wawancara perorangan lebih disukai, dengan alasan :
·               Menyediakan komunikasi dua arah dan pengamatan terhadap bahasa tubuh.
·               Dapat meningkatkan antusiasme pada proyek baik dari pihak spesialis maupun pihak pemakai.
·               Dapat menjalin kepercayaan antara pemakai dan spesialis informasi.
·               Memberi kesempatan bagi peserta proyek untuk mengungkapan pandangan yang berbeda bahkan bertentangan.
Dokumentasi dapat berupa flowchart, diagram aliran data (data flow diagram), dan grafik serta penjelasan naratif dari proses dan data. Istilah kamus proyek sering digunakan untuk menggambarkan semua dokumentasi yang menjelaskan suatu sistem.
4.            Mendefinisikan Kriteria Kinerja Sistem
Langkah selanjutnya adalah menspesifikasikan secara tepat apa yang harus dicapai oleh sistem, yaitu kriteria kinerja sistem. Misalkan,
·               Laporan harus disiapkan dalam bentuk salinan kertas dan tampilan komputer;
·               Laporan harus tersedia tidak lebih dari 3 hari setelah akhir bulan;
·               Laporan harus membandingkan pendapatan dan biaya actual dengan anggarannya baik untuk bulan lalu maupun sepanjang tahun hingga sekarang (year to date).

5.            Menyiapkan Usulan Rancangan
Analis sistem memberikan kesempatan bagi manajer untuk membuat keputusan teruskan atau hentikan untuk kedua kalinya. Dalam hal ini manajer harus menyetujui tahap rancangan dan kungan bagi keputusan tersebut termasuk di dalam usulan rancangan.
6.            Menerima atau Menolak Proyek Rancangan
Manajer dan komite pengarah SIM mengevaluasi usulan rancangan dan menentukan apakah akan memberikan persetujuan atau tidak. Dalam beberapa kasus, tim mungkin diminta melakukan analisis lain dan menyerahkannya kembali atau mungkin proyek ditinggalkan. Jika disetujui, proyek maju ke tahap rancangan.

TAHAP PERANCANGAN

Rancangan sistem adalah penentuan proses dan data yang diperlukan oleh sistem baru. Jika sistem itu berbasis komputer, rancangan dapat menyertakan spesifikasi jenis peralatann yang akan digunakan. Langkah-langkah tahapan rancangan yaitu :
1.            Menyiapkan rancangan sistem yang terinci
Analis bekerja sama dengan pemakai dan mendokumentasikan rancangan sistem baru dengan alat-alat yang dijelaskan dalam modul teknis. Beberapa alat memudahkan analis untuk menyiapkan dokumentasi secara top-down, dimulai dengan gambaran besar dan secara bertahap mengarah lebih rinci. Pendekatan top-down ini merupakan ciri rancangan terstruktur (structured design), yaitu rancangan bergerak dari tingkat sistem ke tingkat subsistem. Alat-alat dokumentasi yang popular yaitu diagram arus data (data flow diagram), diagram hubungan entitas (entity relationship duagram), kamus data (data dictionary), flowchart, model hubungan objek, dan spesifikasi kelas.

2.            Mengidentifikasi berbagai alternatif konfigurasi sistem
Analis mengidentifikasi konfigurasi – bukan merek atau model – peralatan komputer yang akan memberikan hasil yang terbaik bagi sistem dalam menyelesaikan pemrosesan. Identifikasi merupakan suatu proses berurutan, dimulai dengan berbagai kombinasi yang dapat menyelesaikan setiap tugas.

3.            Mengevaluasi berbagai alternatif konfigurasi sistem
Analis bekerja sama dengan manajer mengevaluasi berbagai alternatif. Alternatif yang dipilih adalah yang paling memungkinkan subsistem memenuhi kriteria kinerja, dengan kendala-kendala yang ada.

4.            Mimilih konfigurasi terbaik
Analis mengevaluasi semua konfigurasi subsistem dan menyesuaikan kombinasi peralatan sehingga semua subsistem menjadi satu konfigurasi tunggal. Setelah selesai, analis membuat rekomendasi kepada manajer untuk disetujui. Bila manajer menyetujui konfigurasi tersebut, persetujuan selanjutnya dilakukan oleh SC MIS.
5.            Menyiapkan usulan penerapan
Analis menyiapkan usulan penerapan (implementation proposal) yang mengikhtisarkan tugas-tugas penerapan yang harus dilakukan, keuntungan yang diharapkan, dan biayanya.

6.            Menyetujui atau menolak penerapan sistem
Keputusan untuk terus pada tahap penerapan sangatlah penting, karena usaha ini akan sangat meningkatkan jumlah orang yang telibat. Jika keuntungan yang diharapkan dari sistem melebihi biayanya, maka penerapan akan disetuju.

TAHAP PENERAPAN

Penerapan merupakan kegiatan memperoleh dan mengintegrasikan sumber daya fisik dan konseptual yang menghasilkan suatu sistem yang bekerja. Adapun tahapannya yaitu :
1.            Merencanakan penerapan;
Manajer dan spesialis informasi harus memahami dengan baik pekerjaan yang diperlukan untuk menerapkan rancangan sistem dan untuk mengembangkan rencana penerapan yang sangat rinci.

2.            Mengumumkan penerapan;
Proyek penerapan diumumkan kepada para pegawai dengan cara yang sama pada penelitian sistem. Tujuannya adalah untuk menginformasikan kepada para pegawai mengenai keputusan untuk menerapkan sistem baru dan meminta kerjasama mereka.

3.            Mendapatkan sumber daya perangkat keras;
Rancangan sistem disediakan bagi para pemasok berbagai jenis perangkat keras yang terdapat pada konfigurasi sistem yang disetujui. Setiap pemasok diberikan request for proposal (RFP), yang berisi antara lain :
a.            Surat yang ditransmisikan
b.            Tujuan dan kendala sistem
c.             Rancangan sistem : deskripsi ringkasan, kriteria kerja, konfigurasi peralatan, dokumentasi sistem ringkasan, perkiraan volume transaksi, perkiraan ukuran file.
d.            Jadual pemasangan
Selanjutnya mereka membuat usulan tertulis, bagaimana peralatan yang diusulkan akan membuat sistem mencapai kriteria kinerjanya. Ketika semua usulan telah diterima dan dianalisis, SC MIS memilih satu pemasok atau lebih. Spesialis informasi memberi dukungan bagi keputusn tersebut dengan mempelajari usulan dan membuat rekomendasi. Setelah disetujui, perusahaan melakukan pemesanan.

4.            Mendapatkan sumber daya perangkat lunak;
Ketika perusahaan memutuskan untuk menciptakan sendiri perangkat lunak aplikasinya, programmer menggunakan dokumentasi yang disiapkan oleh analis sistem sebagai titik awal. Programmer dapat menyiapkan dokumentasi yang lebih rinci seperti flowchart atau bahasa semu (psedudo code) yang terstruktur, dilakukan pengkodean, dan pengujian program. Hasil akhirnya adalah software library dari program aplikasi. Jika peangkat lunak aplikasi jadi (prewritten application software) dibeli, pemilihan pemasok perangkat lunak dapat mengikuti prosedur yang sama seperti yang digunakan untuk memilih pemasok perangkat keras, yaitu RFP dan Usulan.

5.            Menyiapkan database;
Pengelola database (database administrator – DBA) bertanggung jawab untuks emua kegiatan ynag berhubungan dengan data, dan mencakup persiapan database. Hal tersebut memerlukan pengumpulan data baru atau data yang telah ada perlu dibentuk kembali sehingga sesuai dengan rancangan sistem baru dan menggunakan sistem manajemen basis data (database management sistem – DBMS).

6.            Menyiapkan fasilitas fisik;
Jika perangkat keras dan sistem baru tidak sesuai dengan fasilitas yang ada, perlu dilakukan konstruksi baru atau perombakan. Sehingga pembangunan fasilitas tersebut merupakan tugas berat dan harus dijadualkan sehingga sesuai dengan keseluruhan rencana proyek.

7.            Mendidik peserta dan pemakai;
Sistem baru kemungkinan besar akan mempengaruhi banyak orang. Beberapa orang akan membuat sistem bekerja. Mereka disebut dengan peserta, yang meliputi operator entry data, pegawai coding, dan pegawai administrasi lainnya. Semuanya harus dididik tentang peran mereka dalam sistem. Pendidikan harus dijadualkan jauh setelah siklus hidup dimulai, tepat sebelum bahan-bahan yang dipelajari mulai diterapkan.
8.            Menyiapkan usulan cutover;
Proses menghentikan penggunaan sistem lama dan memulai menggunakan sistem baru disebut cutover. Ketika seluruh pekerjaan pengembangan hampir selesai , tim proyek merekomendasikan kepada manajer agar dilaksanakan cutover (dalam memo atau laporan lisan)

9.            Menyetujui atau menolak masuk ke sistem baru;
Manajer dan SC MIS menelaah status proyek dan menyetujui atau menolak rekomendasi tersebut. Bila manajemen menyetujui maka manajemen menentukan tanggal cutover. Namun, bila manajemen menolak maka manajemen menentukan tindakan yang harus diambil dan tugas yang harus diselesaikan sebelum cutover akan dipertimbangkan kembali, kemudian manajemen menjadualkan tanggal baru.

10.        Masuk ke sistem baru.
Ada 4 pendekatan dasar (cutover), yaitu :
e.            Percontohan (pilot) yaitu suatu sistem percobaan yang diterapkan dalam satu subset dari keseluruhan operasi.
f.              Serentak (immediate) merupakan pendekatan yang paling sederhana yakni beralih dari sistem lama ke sistem baru pada saat yang ditentukan.
g.            Bertahap (phased), sistem baru digunakan berdasarkan bagian per bagian pada suatu waktu.
h.            Paralel (parallel), mengharuskan sistem lama dipertahankan sampai sistem baru telah diperiksa secara menyeluruh. Akan memberikan pengamanan yang paling baik terhadap kegagalan tetapi yang paling mahal, karena kedua sumber daya harus dipertahankan.
Cutover menandakan berakhirnya bagian pengembangan dari siklus hidup sistem. Penggunaan sistem dapat dimulai sekarang

TAHAP PENGGUNAAN
Tahap penggunaan terdiri dari 5 langkah, yaitu :
  1. Menggunakan sistem
Pemakai menggunakan sistem untuk mencapai tujuan yang diidentifikasikan pada tahap perencanaan.

  1. Audit sistem
Setelah sistem baru mapan, penelitian formal dilakukan untuk menentukan seberapa baik sistem baru itu memenuhi kriteria kinerja. Studi tersebut dikenal dengan istilah penelaahan setelah penerapan (post implementation review). Hasil audit dilaporkan kepada CIO, SC MIS dan pemakai. Proses tersebut diulangi, mungkin setahun sekali, selama penggunaan sistem berlanjut.

  1. Memelihara sistem
Selama manajer menggunakan sistem, berbagai modifikasi dibuat sehingga sistem terus memberikan dukungan yang diperlukan. Modifikasinya disebut pemeliharaan sistem (sistem maintenance). Pemeliharaan sistem dilaksakan untuk 3 alasan, yakni :
a.      Memperbaiki kesalahan
b.      Menjaga kemutakhiran sistem
c.       Meningkatkan sistem

  1. Menyiapkan usulan rekayasa ulang
Ketika sudah jelas bagi para pemakai dan spesialis informasi bahwa sistem tersebut tidak dapat lagi digunakan, diusulkan kepada SC MIS bahwa sistem itu perlu direkayasa ulang (reengineered). Usulan itu dapat berbentuk memo atau laporan yang mencakup dukungan untuk beralih pada suatu siklus hidup sistem baru. Dukungan tersebut mencakup penjelasan tentang kelemahan inheren sistem, statistik mengenai biaya perawatan, dan lain-lain.


  1. Menyetujui atau menolak rekayasa ulang sistem
Manajer dan komite pengarah SIM mengevaluasi usulan rekayasa ulang sistem dan menentukan apakah akan memberikan persetujuan atau tidak. Guna memberi respon yang lebih baik bagi kebutuhan pemakai, spesialis informasi telah membuat modifikasi pada SLC, sehingga waktu yang diperlukan untuk menerapkan sistem dapat dikurangi. Hal tersebut yang banyak mendapat perhatian yaitu protipe (prototyping) dan pengembangan aplikasi cepat (Rapid Application Development – RAD).

Prototipe (Prototyping).
Prototype memberikan ide bagi pembuat dan pemakai potensial tentang cara sistem berfungsi dalam bentuk lengkapnya. Proses akan menghasilkan prototype (prototyping).

Adapun jenis-jenis Prototipe, yaitu :
Prototype jenis I, sesungguhnya akan menjadi sistem operasional
Prototype jenis II, merupakan suatu model yang berfungsi sebagai cetak biru bagi sistem operasional
Daya tarik prototype, yaitu :
a.            Komunikasi antar analis sistem dengan pemakai membaik.
b.            Analis dapat bekerja dengan lebih baik dalam menentukan kebutuhan pemakai.
c.             Pemakai berperan lebih aktif dalam pengembangan sistem.
d.            Lebih efisien dan dapat menghemat biaya pengembangan.
e.            Penerapan lebih mudah.

Potensi kegagalan prototype, yaitu :
a.            Bersifat tergesa-gesa.
b.            Berharap sesuatu yang tidak realistis dari sistem operasionalnya.
c.             Prorotipe I tidak efisien terhadap sistem yang dikodekan dengan bahasa pemrograman.
d.            User interface tidak mencerminkan teknik perancangan yang baik.
Penerapannya mempunyai prospek yang baik, dengan karakteristik sebagai berikut :
a.            Risiko tinggi
b.            Pertimbangan interaksi pemakai
c.             Jumlah pemakai banyak
d.            Dibutuhkan penyelesaian yang cepat
e.            Perkiraan tahap penggunaan sistem yang pendek
f.              Sistem yang inovatif
g.            Perilaku pemakai yang sukar ditebak.

Pengembangan Aplikasi Cepat (rapid application development – RAD)
RAD merupakan seperangkat strategi, metodologi dan peralatan yang terintegrasi dalam satu kerangka kerja menyeluruh (information engineering – IE).
Metodologi RAD akan memberi respon yang cepat terhadap kebutuhan pemakai, tetapi dengan lingkup yang lebih luas.

Unsur-unsur penting RAD, yaitu :
a.      Manajemen, harus mendukung RAD sepenuhnya dan menyediakan lingkungan kerja yang membuat kegiatan tersebut sangat menyenangkan.
b.      Manusia, dibentuk beberapa Tim yang terspesialisasi yang dikenal dengan istilah SWAT (Skilled with advanced tools).
c.       Metodologi, yaitu siklus hidup RAD yang terdiri dari perencanaan kebutuhan, rancangan pemakai, konstruksi, dan cutover.
d.      Peralatan, terdiri dari bahasa pemrograman generasi ke-4 dan peralatan CASE (computer aided software engineering).

KESIMPULAN

Evolusi sistem berbasis komputer mengikuti suatu pola yang disebut siklus hidup sistem, yang terdiri dari tahap perencanaan, analisis, rancangan, dan penerapan  serta penggunaan. Manajer dari area pemakai terlibat dalam perencanaan dengan maksud agar proyek akan memperoleh manfaat. Analis sistem membantu manajer dalam pendefinisian masalah, menetapkan tujuan dan mengenai kendala-kendala serta studi kelayakan. Meskipun siklus hidup sistem mewakili bentuk dasar dari kerja sistem, siklus hidup sistem terpengaruh perubahan metodologi lain yang menekankan penggunaan peralatan pengembangan berbasis komputer. Salah satunya yaitu rapid  application development – RAD yang menyatukan baik CASE maupun prototyping.

DAFTAR PUSTAKA


msherawati.staff.gunadarma.ac.id/.../files/.../Modul_ke_8_sim_ptik.d..